Singaraja – Mahasiswa Windesheim University Belanda belajar membuat tamiang pada kelas budaya yang diselenggarakan UPT Bahasa Undiksha, Selasa (20/03/2018).
Kelas budaya tersebut diawali dengan pemberian penjelasan tentang upacara dan banten yang diperlukan secara umum, dan dilanjutkan dengan penjelasan tentang tamiang yang sering digunakan pada upacara keagamaan di Bali. Selanjutnya, setelah memperhatikan model cara membuat tamiang, para peserta diajak untuk langsung membuat tamiang sendiri dari bahan-bahan yang telah disiapkan.
Walaupun merupakan kali pertama mereka membuat banten, para peserta terlihat antusias dan pantang menyerah. Mereka menyatakan sangat senang setelah mampu menghasilkan tamiang dari jerih payah mereka sendiri. Mereka juga dapat membawa tamiang yang merupakan simbol pelindung dan senjata dari dewa sebagai lambang roda kehidupan tersebut ke rumah masing-masing.
Kegiatan membuat tamiang pada kelas budaya ini merupakan rangkaian pembelajaran pada kursus BIPA skema short course. Skema ini tidak hanya memberikan pembelajaran Bahasa Indonesia, namun juga memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya budaya Bali. Mereka diharapkan tidak hanya dapat menguasai Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan masyarakat, namun juga mengerti dan meghargai kebudayaan Bali sebagai satu paket kehidupan yang tidak bias terpisahkan.(nsp)